Tradisi Gereja Katolik
Tradisi Gereja Katolik merupakan tradisi yang berasal dari para Rasul, yang meneruskan apa yang mereka ambil dari ajaran dan contoh Yesus dan yang mereka dengar dari Roh Kudus. Generasi Kristen yang pertama ini belum mempunyai Perjanjian Baru yang tertulis, dan Perjanjian Baru itu sendiri memberi kesaksian tentang proses tradisi yang hidup itu. Tradisi-tradisi teologis, disipliner, liturgis atau religius, yang dalam gelindingan waktu terjadi di Gereja-gereja setempat, bersifat lain. Mereka merupakan ungkapan-ungkapan Tradisi besar yang disesuaikan dengan tempat dan zaman yang berbeda-beda. Dalam terang Tradisi utama dan di bawah bimbingan Wewenang Mengajar Gereja, tradisi-tradisi konkret itu dapat dipertahankan, diubah, atau juga dihapus. (KGK 83). Di dalam Gereja Katolik, banyak sekali tradisi-tradisi yang kita hidupi sampai saat ini, salah satunya yaitu tentang tradisi “Devosi kepada Bunda Maria”. Praktik devosi kepada Bunda Maria, menjadi salah satu Tradisi khas Gereja Katolik yang membedakannya dengan Gereja lain. Kenapa tidak berdoa langsung kepada Tuhan Yesus?
Manakala
mempunyai ujud/niat khusus (mau ujian, cari pekerjaan, menikah, dan
sebagainya), biasanya kita meminta orang lain, entah itu teman, orang tua,
nenek/kakek, bahkan leluhur, untuk turut mendoakan kita. Padahal, mereka dan
kita sendiri pun masih sering berdosa yang menyebabkan suara kita tidak
didengar di tempat yang mahatinggi (bdk.Yes 58:2-4).
Kalau pada mereka yang masih berdosa saja kita mohon
didoakan, kenapa kita tidak memohon pada Bunda Maria juga. Memang bukan Bunda
Maria yang mengabulkan doa kita, tetapi Tuhan sendiri. Dalam devosi Maria, kita
meminta Bunda Maria berkenan turut mendoakan kita. Doa Bunda Maria ini seakan
menggarisbawahi apa yang kita mohon. Niscaya apa yang digarisbawahi oleh Maria
akan diperhatikan oleh Yesus, Puteranya sendiri, seperti dulu terjadi dalam
pesta perkawinan di Kana (Yoh 2:1-11).