Mengenal Apa Itu Cheng Beng

Mengenal Apa Itu Cheng Beng

Cheng Beng merupakan suatu tradisi ziarah kubur untuk mempererat tali silaturahmi keluarga. Hari Cheng Beng (Mandarin: qingming – cerah dan terang) setiap tahunnya dirayakan oleh masyarakat etnis Tionghoa pada bulan ketiga penanggalan Imlek, atau 15 hari setelah fenomena ekuinoks (matahari melintasi garis khatulistiwa) pada tanggal 21 Maret. Festival Qingming merupakan salah satu dari 24 titik pembagian musiman di Tiongkok. Festival Qingming menampilkan kombinasi kesedihan dan kebahagiaan. Ceng Beng merupakan hari dimana para keluarga akan mendatangi makam leluhur dan kerabat mereka. Mereka datang untuk menyapu makam dan memberikan persembahan kurban. Pada upacara ini, warga Tionghoa akan datang ke makam leluhur untuk membersihkan makam dan bersembahyang dengan membawa makanan tradisional, teh, arak, dupa, kertas sembayang, aksesori, dan berbagai persembahan untuk nenek moyang.



Perayaan Ceng Beng dilaksanakan untuk mengingat dan menghormati nenek moyang, berdasarkan ajaran Konfusianisme yang menekankan Xiao (), untuk berbakti pada orang tua dan menghormati leluhur, baik saat hidup maupun saat sudah tiada. Adapun tujuan lain dari Ceng Beng adalah supaya keluarga dapat berkumpul bersama dan mengeratkan hubungan keluarga. Hari Cheng Beng sebenarnya bukan berasal dari tradisi dan budaya Agama Buddha, namun umat Buddha dapat ikut serta merayakannya dengan pemaknaan dan cara lain. Sebagai umat yang beradab dan bertoleransi Sobat Harmoni. Alangkah baiknya kita menghormati tradisi tersebut, kita dapat memaknai peristiwa tersebut dengan pemaknaan masing-masing agama kita. Contohnya saja dalam agama Islam, tiap muslim dianjurkan untuk melakukan ziarah kubur dengan tujuan untuk saling mendoakan serta ajang untuk mengingat kematian. Dalam perayaan ziarah kubur ini tiap-tiap agama memiliki tradisi yang berbeda. Sobat harus saling toleransi dan menghargai apa yang dilakukan oleh tradisi masing-masing agama.